Rabu, 18 Mei 2011

Perjanjian itu...


Saat yang dinantikan itu tiba. Sebuah telpon tiba-tiba menghampiriku,saat itu aku sedang bersama dengan teman-temanku, latihan manggung untuk membina fisik agar selalu sehat dan bugar.
“Assalamu’alaikum…. Ukh, bisa datang nanti sore ke rumah. Ada biodata yang perlu diambil dan dipelajari.”

Saat itu seperti ada arus yang datang tiba-tiba dan membuat tubuh terasa hangat dan mungkin panas. Seakan tidak menginjakkan kaki di bumi. Namun kuakhiri getar itu dengan jawaban: “InsyaAllah, mi…”
Pulang dari acara, dengan berbekal keberanian seadanya, kucoba untuk menghubungi ayahku yang berada di kota udang. Meminta keikhlasannya untuk menemaniku saat mengambil biodata itu.
Sore harinya, dengan ditemani kendaraan kebesaranku, sebuah sepeda mini yang sudah agak tua. Ku kayuh menuju rumah Sang Bunda. Sesampainya di sana, Bunda hanya tersenyum dan menghibur, seakan tahu apa yang putrinya rasakan…
Sebuah amplop cokelat tipis…
Yang pertama kali kuterima setelah mengazzamkan diri berada di jalan dakwah ini. Kusandarkan diri berada pada jalan dakwah, tak ingin ku kotori hati ini dengan cinta-cinta pada yang tak berhak kucintai selain seizin-Nya…
Memantapkan diri untuk menerima pinangan hanya melalui jalur. Positive thinking! Atas ketentuan Allah….
Tak ingin menjadi yang pertama membukanya, aku labuhkan kendaraanku di rumah saudariku yang sudah lebih dulu menggenapkan dien. “Ukh, jangan hanya melihat isinya, utamakanlah istikhoroh…” Begitu pesannya.
Malam itu harus kumantapkan maju atau mundur. Tapi tidak ada ketakutan sama sekali. Pokoknya maju aja dech. Kuhubungi ayahanda di seberang sana dan mengungkapkan maksud. Serta mengirimkan biodata itu untuk dimusyawarahkan dengan keluarga.
Tiga hari mencoba melepaskan diri dari pikiran duniawi, berharap sakinah…
Bismillah aku maju…
Dalam minggu itu juga, prosesi perkenalan calon suamiku dengan keluarga. Dilanjutkan dengan khitbah oleh keluarga suami. Dan akad nikah serta walimah. Alhamdulillah semua berjalan tidak lebih dari 6 minggu setelah kuterima biodata. Proses yang panjang, tapi sangat singkat bagi keluargaku, karena basic agama yang kurang.
Pernikahan tanpa pacaran adalah hal yang pertama kali dalam keluarga. Dengan mencoba membingkainya dengan ketundukkan akan ketetapan Allah. Ikhtiar ini tetap dilakukan…
Hanya seminggu persiapan menuju akad dan walimah. Dan keputusan tersebut datang pada saat jeda pelatihan 4 hari di kota hujan. Ba’da pelatihan yang bukan hanya fikiran tapi juga fisik. Alhamdulillah dipertemukan Allah dengan saudariku yang baik hati, dan menawari untuk melakukan perawatan sebelum menikah dengan facial dan sejenisnya. Thank u sis….
Hari ahad pulang kampung, senin mencari-cari wedding organizer, selasa akad dan rabu walimah. Subhanallah… Semuanya terjadi atas kehendak Allah. Allah pasti memudahkan jalan.
Thank U Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar