Imunisasi bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan di Indonesia, namun tetap saja sampai kini banyak orangtua yang masih ragu-ragu dalam memutuskan apakah anaknya akan diimunisasi atau tidak.
Kebingungan tersebut sebenarnya cukup beralasan, banyak selentingan dan mitos yang kontroversial beredar, mulai dari alergi, autis, hingga kejang-kejang akibat diimunisasi. Namun, jika para orangtua mengetahui informasi penting sebelum imunisasi, sebenarnya risiko-risiko tersebut bisa dihindari. Apa saja yang perlu diketahui orangtua?
Banyaknya penyakit baru yang menular dan mematikan serta penyakit infeksi masih menjadi masalah di Indonesia. Selain gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan, imunisasi merupakan cara untuk melindungi anak-anak dari bahaya penyakit menular.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr.Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Ketua Divisi Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial, FKUI, RSCM. “Vaksinasi akan meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah tertularnya penyakit tertentu,”katanya.
Di Indonesia, ada lima jenis imunisasi yang wajib diberikan pada anak-anak, yakni BCG, polio, campak, DTP, dan hepatitis B. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), kelima jenis vaksin tersebut diwajibkan karena dampak dari penyakit tersebut bisa menimbulkan kematian dan kecacatan.
Mengatasi Demam setelah imunisasi DPT
DPT atau Dipteri Pentusis Tetanus, adalah sejenis penyakit yang bersumber dari bakteri bernama Corynebacterium Diphterie, yang hidup dalam selaput lendir hidung pada saluran pernapasan,dan membentuk membran putih sehingga menyumbat pernapasan.
Reaksi lokal yang mungkin timbul adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Sedangkan reaksi umumnya antara lain demam dan agak rewel. Biasanya si kecil diberi obat penurun panas dan banyak minum ASI.
Reaksi lokal yang mungkin timbul adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Sedangkan reaksi umumnya antara lain demam dan agak rewel. Biasanya si kecil diberi obat penurun panas dan banyak minum ASI.
Kini sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya harga vaksin ini jauh lebih mahal dari vaksin DPT.
Tips tanpa obat penurun panas
1. Pastikan bayi kita sedang fit.
2. Pagi hari sebelum berangkat untuk imunisasi, bayi kita tidak mandi.
3. Setelah imunisasi, selama perjalanan pulang ke rumah. Lokasi bekas imunisasi dipijat ringan dengan penuh kasih sayang agar tidak bengkak.
4. Perbanyak asupan makan dan minum ibu untuk tetap menjaga ASI agar melimpah. Sehingga bayi cukup minum untuk menghindari demam.
Semoga Bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar