Sabtu, 09 April 2011

Gara-gara Ayam


Begadang menemani lili yang terjaga hampir sepanjang malam membuat aku tak berfikir untuk masak hari ini. Lemes. Berbekal makanan seadanya, kami sarapan bersama seperti biasa. Ayah lala ke kampus dan aku membawa serta anak-anak ke tempat pengajian.
Sepanjang perjalanan, telah terencana akan naik angkot dua kali kemudian berjalan kaki sekitar 10 menit. Tapi itulah rencana kita, tak semua rencana bisa terjadi kecuali Allah berkehendak seperti itu. Bolak-balik 10rb lah, bismillah…

 Rizeki Allah sangatlah luas, tak akan meninggal dunia seorang hamba atau makhluk apa pun jua kecuali telah lengkap rezeki dan semua ketentuan Allah.
Itulah seharian ini yang terpatri. Setiap langkah ada kemudahan dari Allah. Pagi mengaji ternyata hanya sekali naik angkot dan pulangnya berbekal roti goreng dan burger seafood dari peserta pengajian… Subhanallah
Sorenya karena lala minta ayam yang barusan ayah lala habiskan setelah pulang bekerja seharian. Dan karena emang tinggal setengah potong. Bunda bergegas ke warung sayur untuk menanyakan apakah masih ada persediaan ayam untuk dimasak? Tapi lagi-lagi itulah rencana kita.
Sesampainya di sana ternyata ibu penjual sayur sedang mengadakan syukuran karena cucu beliau telah lahir tadi pagi. Sebhanallah. Sepotong ayam berlipat menjadi menu-menu yang lain.
Maka nikmat Allah yang mana lagi yang engkau dustakan???
Menceritakan tentang ayam pada seorang ibu paruh baya yang aku kenal sejak dua tahun yang lalu. Beliau pun berujar. “Itulah Mbak, Maha luas rahmat Allah. Mbak yang masih muda, masih sedikit yang bisa dirasakan. Tapi saya, subhanallah, sudah banyak merasakan nikmat seperti itu…”
Kasih sayang Mu tidak berbilang…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar